UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR SISWA
MELALUI METODE EKSPERIMEN DALAM POKOK
BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA
SMP N 2 LOKOP
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna mencapai
Gelar sarjjana pendidikan
Oleh :
MATLUDIN
0806103030075
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH
KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2012
A.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DALAM POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA SMP N 2 LOKOP
A.
Latar Belakang Masalah
Belajar
merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan semua orang.
Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan yang meningkat, pemerintah
berupaya untuk meningkatkan dunia pendidikan. Hal yang harus dilakukan oleh
dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif,
mampu memecahkan persoalan-persoalan yang aktual dalam kehidupan dan mampu
menghasilkan teknologi baru yang merupakan perbaikan dari sebelumnya.
Untuk dapat menciptakan teknologi baru dan agar tidak
terbelakang dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mempersiapkan
sumber daya manusia yang kreatif dalam memecahkan persoalan-persoalan aktual
kehidupan, maka peranan fisika sangat penting bahkan dapat dikatakan teknologi
takkan ada tanpa fisika. Oleh karena itu penguasaan suatu konsep fisika sangat
penting dalam mendukung hal tersebut.
Dalam belajar fisika hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip
fakta tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke
kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang
telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka.
Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya
diterima secara pasif dari guru mereka.Berbicara tentang fisika tentu saja tidak terlepas dari pendidikan
sains. Penelitian pendidikan sains pada tahun-tahun terakhir telah menunjukkan
suatu pergeseran ke arah paradigma konstruktivis. Berkenaan dengan pembelajaran
konstruktivis, tugas seorang guru adalah menyediakan atau memberikan kegiatan
yang dapat merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka mengekspresikan
gagasan-gagasan mereka serta mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Jadi peranan
guru dalam pembelajaran adalah mediator dan fasilitator dalam pembentukan
pengetahuan dan pemahaman siswa (Suparno, 1997:65).
Dalam hal ini juga, siswa diajak bagaimana cara berpikir kritis
sehingga siswa dapat mengambil suatu kesimpulan (keputusan) yang tepat dari
permasalahan yang mereka hadapi. Menurut
Wijaya (2003: 81) bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu proses
menganalisis ide atau gagasan, selain itu, Johnson dalam Siswono (2009) juga
mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah mengorganisasikan proses yang
digunakan dalam aktifitas mental seperti pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, meyakinkan, menganalisis asumsi dan penemuan ilmiah
.Untuk mengembangkan hal seperti ini, tentu saja sekolah harus
berperan aktif sebagai pengembang mutu pendidikan. Mengingat sekolah sebagai
lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan
amanat pendidikan. Sekolah merupakan suatu institusi yang dirancang untuk
membawa siswa dalam proses belajar, dibawah pengawasan guru atau tenaga
pendidik profesional. Proses pendidikan memang tidak sepenuhnya dapat
terlaksana di sekolah, karena terdapat factor keluarga dan lingkungan
masyarakat yang memiliki pengaruh penting dalam pendidikan peserta didik.
Namun, sebagai lembaga formal sekolah memiliki tanggung jawab yang besar
terhadap pembentukan karakter dan prilaku peserta didik.
Agar sekolah dapat mencapai semua tujuan-tujuan yang ditetapkan, maka
metode belajar juga harus sesuai untuk mempermudah pencapaian hasil belajar
yang diinginkan. Untuk mencapai semua tujuan yang diinginkan maka disini perlu
sekali digunakan metode eksperimen untuk menumbuhkan rasa keingiintahuan
peserta didik sehingga suasan kelas menjadi aktif dan dapat meningkatkan
kemaampuan berfikir peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DALAM POKOK
BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA SMP N 2 LOKOP”
A.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi
rumusan masalahnya adalah: bagaimanakah upaya meningkatkan kemampuan berfikir
siswa dalam pokok bahasan getaran dan gelombang pada siswa SMP Negeri 2 Lokop.
B.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan
penelitian ini adalah : untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa melalui
metode eksperimen dalam pokok bahasan getaran dan gelombang pada siswa SMP
Negeri 2 Lokop.
C.
Manfaat Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini diharapkan bermakna bagi:
1. Diharapkan dapat
menambah wawasan bagi penulis tentang upaya untuk meningkatkan kemampuan
berfikir siswa melalui metode eksperimen dalam pokok bahasan getaran dan
gelombang pada siswa SMP Negeri 2 Lokop.
2. Guru, hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai metode mengajar untuk meningkatkan kemampuan
berfikir siswa.
3. Sekolah, hasil
penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pembinaan terhadap siswa,
khususnya peningkatan berfikir siswa.
D.
Anggapan Dasar
Anggapan dasar dari suatu penelitian dimaksudkan untuk
memberikan arah dan titik pangkal bagi pelaksana yang menjadi tumpuan dan
pandangan dalam segala kegiatan terhadap masalah yang dihadapi. Dengan kata
lain anggapan atau kegiatan terhadap masalah yang akan diteliti.
E.
Ruang Lingkup
Penelitian
Agar lebih terarah dan untuk menghindari kekeliruan serta
memperlancar ruang lingkup penelitian yang akan dilaksanakan, yang menjadi
batasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
berfikir siswa. Dimana kita akan melihat bagaimana guru mengajarkan materi ke
siswa dapat tercapai atau tidak. Subyek yang dijadikan populasi dalam
penelitian ini terbatas pada siswa SMP Negeri 2 Lokop yang terdiri dari 7
lokal.
F.
Definisi Operasional
Variable adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian dalam suatu penelitian, Arikunto (2002 : 96). Dalam penelitian ini
yang menjadi variable adalah:
1. Berfikir adalah suatu
kesanggupan siswa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam
pokok bahasan getaran dan gelombang.
2. Metode eksperimen
adalah metode yang dipergunakan oleh penyelidik terhadap pokok bahasan getaran
dan gelombang dengan jalan mengadakan eksperimen-eksperimen.
G.
Landasan Teori
1.
Pengertian
Berfikir
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental
yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi
yang harus dipecahkan. Dalam proses berpikir, tentunya diperlukan daya nalar
yang memadai untuk menganalisa masalah yang dihadapi. Menurut Ruggiero berpikir
sebagai suatu aktivitas mental untuk membatu memformulasikan atau memecahkan
suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan
(Siswono, 2009). Hal ini senada dengan pengertian berpikir yang dikemukakan
oleh Liputo dalam Maulana (2008) bahwa berpikir merupakan kegiatan mental yang
disadari dan diarahkan untuk membangun dan memperoleh pengetahuan, mengambil
keputusan, membuat perencanaan, memecahkan masalah, serta untuk menilai
tindakan.
Berdasarkan seluruh pendapat tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan mental siswa
melalui penalaran sebagai upaya pemecahan masalah, membuat suatu keputusan atau
untuk memenuhi hasrat keingintahuan siswa.
2.
Metode
Eksperimen
Metode eksperimen ialah metode yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melatih melakukan proses secara mandiri, sehingga siswa sepenuhnya terlibat
untuk menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable, merencanakan
eksperimen dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata melalui eksperimen
siswa tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang diperolehnya tetapi
akan berusaha untuk mengelola
perolehannya dengan membandingkan tahap fakta yang diperolehnya dalam percobaan
yang dilakukan.
Metode eksperimen dapat dikembangkan keterampilan-keterampilan
seperti : ketrampilan mengamati, menghitung, mengukur, membuat pola, membuat
hipotesis, merencanakan eksperimen, mengendalikan variabel, mengintrespresikan
data, membuat kesimpulan sementara, meramal, menerapkan, mengkomunikasikan dan
mengajukan pertanyaan. (Bahan Penataran CBSA, 1991 : 119).
Dari penjelasan tersebut, maka metode eksperimen merupakan keterampilan
yang diperoleh siswa secara mandiri dan mengelola perolehannya dengan
membandingkan tahap fakta dalam percobaan yang dilakukannya.
H.
Metode
Penelitia
1.
Populasi
dan sample penelitia
Menurut Arikunto (2006:130), “ populasi
merupakan keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan permasalahan dan tempat
penelitian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Lokop.
Sample merupakan bagian atau dari
populasi yang diteliti. Seperti yang diuraikan oleh Arikunto (2006:131) yaitu:
“Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Sample yang
diambil dari 2 lokal yang berjumlah 80 orang.
Mengingat terbatasnya waktu, dana, dan
kemampuan yang dimiliki penulis, maka penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri
2 Lokop. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah random purfosing
sampling. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1997:127), “Teknik purfosing
biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya karena alasan
keterbatasan waktu, tenaga, dana sehingga tidak dapat mengambil sample besar
atau jauh”.
2.
Teknik
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasiyang diperlukan
dalam penelitian ini, maka penulis mengumpulkan data sebagai berikut:
1. Observasi
yaitu pengamatan secara langsung ke objek penelitian.
2. Dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal atau variable yang berupa catatan, transkip,
buku.
3. Angket
(quesioner) yaitu pengumpulan data dengan mengedarkan daftar pertanyaan
tertulis kepada siswa, untuk mendapat data-data atau informasi responden yang
dapat mendukung penelitian.
4. Portofolio
yaitu informasi pribadi yang merupakan catatan dan dokumentasi atas pencapaian
prestasi seorang dalam pendidikannya.
3.
Instrumen
Penelitian
Dalam penelitian ini data dikumpulkan
melalui angket yang disebarkan kepada 80 siswa SMP Negeri 2 Lokop. Untuk
menilai kemampuan siswa dalam memahami materi pokok getaran dan gelombang
diperoleh dari lembaran angket. Lembaran angket ini berisikan 35 pertanyaan
yang terdiri dari 15 soal isian dan 20 pilihan (choise).
4.
Teknik
Pengolahan Data
Selanjutnya data yang diperoleh dari penelitian
tersebut dicari nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus menurut Sujana
(2005 : 67) yaitu sebagai berikut:
Dimana:
X = nilai rata – rata
UXi = nilai sample
n = jumlah sample
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
suharsimi (2002). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka
Cipta.
Siswono.
(2009). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudjana.
(2005). Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito
Suparman
A. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta
: PAU_UT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar